Renungan Hari Rabu 29 Juli 2015
Aksi diimbangi Kontemplasi
Saudara-saudari yang terkasih, bila manusia itu melakukan aksi terus-menerus tanpa ada kontemplasi, hidupnya akan terasa kering dan membosankan. Begitupun sebaliknya, bila manusia melakukan kontemplasi terus-menerus tanpa ada aksi, hidup ini akan terasa kehilangan arti dan tak bermakna.
Apa sebenarnya kontemplasi dan aksi itu? Kontemplasi adalah tinggal bersama Tuhan, seolah-olah manusia melihat, mendengar, meraba dengan panca indranya bahwa Tuhan begitu dekat seperti menyapa, bersuara, dan membisikkan sesuatu kepada manusia. Sementara aksi ialah melakukan suatu, misalnya melakukan suatu pekerjaan.
Saudara-saudari yang terkasih Injil Lukas menampilkan dua cara berbeda untuk melayani Tuhan, yakni dengan aksi dan juga kontemplasi. Marta jatuh pada aksi. Fatalnya Marta mengalami konflik di dalam hatinya, ia cemas dan khawatir sebab Maria saudarinya malah tenang-tenang duduk dekat kaki Yesus, tidak membantunya dalam menyiapkan perjamuan. Sementara Maria jatuh pada kontemplasi. Duduk bertimpu, memandang, dan mendengarkan Tuhan berbicara kepadanya.
Saudara-saudari yang terkasih, hidup kekal adalah hidup yang mampu menyeimbangkan antara aksi dan kontemplasi. Keduanya baik di hadapan Tuhan. Tetapi janganlah kita seperti Marta, aksinya berujung menjadi konflik di dalam batinnya yakni cemas dan khawatir. Aksi, kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Sementara kontemplasi kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan rohani.
Ada seorang frater yang sangat pandai dalam segala bidang studi dan olahraga. Suatu kali, Seminari Tinggi dihebohkan dengan keluarnya frater tersebut lantaran hidupnya kering, kurang berdoa, bermeditasi, dan juga mendaraskan brevir. Hidup aksi dari frater tersebut terlalu tinggi sementara hidup kontemplasinya sangat rendah.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Rabu 29 Juli 2015"