Renungan Hari Jumat 24 Juli 2015
Benih yang baik
Suatu hari saya menaburkan bibit terong di kebun rumah tempat tinggal saya. Untuk mendukung pertumbuhan bibit itu, saya menyiram bibit yang telah saya tanam itu. Satu minggu kemudian mulai tumbuh tunas-tunas dari bibit terong yang saya taburkan. Setelah saya amati ternyata dari banyak bibit yang saya taburkan, ada beberapa bibit yang tidak tumbuh menjadi tunas. Bibit yang saya taburkan itu tidaksemua jatuh di tanah yang baik (subur). Oleh sebab itu, bibit yang tidak jatuh di tanah subur itu akhirnya tidak bertunas dan mati.
Saudara-saudari yang terkasih, Injil hari ini merupakan penjelasan dari perumpamaan tentang benih yang ditaburkan. Sang penabur benih, yaitu Allah sendiri, sadar bahwa benih yang ditaburkan-Nya (Sabda Allah) tidak semuanya jatuh di tanah yang baik. Ada yang jatuh di tanah yang baik sama dengan orang yang menerima sabda-Nya dan mempraktekkannya dalam hidup. Namun, benih yang jatuh di tanah yang tidak baik adalah orang yang menolak sabda yang diberikan oleh Yesus.
Benih itu adalah sabda dan ajaran yang diberikan oleh Yesus, dan tanah itu adalah hati kita. Yang diharapkan oleh Yesus yaitu kita mau mengembangkan benih itu agar berbuah dalam hidup kita. Tantangannya ialah terkadang kita menjadi tanah yang baik dan terkadang menjadi tanah yang tidak baik. Lalu kita ada dalam posisi mana? Dalam hal ini kita dituntut untuk dewasa dalam iman dan mampu untuk memilih dan menjadikan diri kita sebagai tanah yang subur. Sebagai orang beriman kita diajak untuk menjadi tanah yang baik agar benih sabda yang ditawarkan oleh Yesus dapat berbuah dalam hidup kita. Buah dari benih itu akan tampak dalam hidup kita sehari-hari. Misalnya, kita mau melayani sesama dengan sepenuh hati, menjalankan yugas yang dipercayakan pada kita dengan sebaik-baiknya dan menjadi garam bagi orang lain di sekitar kita.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Jumat 24 Juli 2015"