Mari Melihat Diri!
Suatu hari, saya sedang asyik ber-facebook ria bersama seorang teman di sebuah warnet. Ia duduk di samping saya. Kemudian, kami saling mengirim pesan. Melihat tingkah konyol itu, kami saling beradu pandang. Apa yang kami lakukan? Ya, kami tertawa bersama-sama. Tawa itu rupanya tidak berjalan lama. Ketika saya sedang membuka halaman beranda, saya terkejut. Mengapa? Saya terkejut karena seorang laki-laki mencaci maki seorang wanita melalui facebook-nya. Padahal, cacian itu tidak hanya dibaca oleh tetapi juga oleh semua orang yang berteman dengan mereka melalui facebook. Saya berpikir demikian, "Apa yang salah pada si wanita sehingga si laki-laki itu tidak berpikir panjang dulu sebelum mencaci maki di jejaring sosial (facebook)?"
Para pembaca yang terkasih, menghakimi seseorang adalah perbuatan yang "menyenangkan". Lho, kok "menyenangkan"? Apa alasannya? Dikatakan "menyenangkan" karena orang tidak dituntut untuk repot mengurusi boroknya sendiri. Orang bisa dengan leluasa mengorek-orek atau mengurusi borok orang lain, bahkan bisa berlebihan. Dengan mengatakan keburukan orang lain, orang merasa punya bekal untuk bergosip ria setiap hari bersama teman-teman. Tapi masalahnya, perbuatan itu tidak dibenarkan oleh Yesus. Rupanya Ia tidak menghendaki para murid-Nya untuk menjadi orang munafik yang suka mencari-cari kesalahan orang lain. Apa yang Yesus mau? Ada dua hal: Pertama, "jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi" (Mat 7:1). Karena apa? Rupanya apa yang saya pakai untuk menghakimi orang lain, itu jugalah yang nanti akan saya terima. Kedua, lihatlah balok di dalam mata kita bukan melihat selumbar di mata orang lain. Ini berarti Yesus mengajak kita untuk melihat keburukan dari masing-masing bukan mengurusi keburukan orang lain.
Hari ini Yesus mengajak untuk melihat diri sebelum menilai orang. Jangan-jangan apa yang saya nilai buruk pada orang lain ada pada diri saya.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Senin 22 Juni 2015"