Renungan Hari Sabtu 4 Juli 2015
Benar dan Seimbang
Puasa bagi kebanyakan orang dapat membantu perkembangan kerohanian. Dengan berpuasa berarti dan seharusnya berani mengekang diri, mengekang lidah dan berani mengolah diri dengan baik.
Saudaraku, Injil hari ini mengulas tentang puasa itu sendiri. Yesus menguraikan jawaban-jawaban-Nya atas pertanyaan murid-murid Yohanes, "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa tetapi murid-murid-Mu tidak?" Yesus menguraikan jawaban dengan menunjukkan diri-Nya sebagai "mempelai" yang masih berada di antara murid-murid-Nya.
Saat Yesus hendak diambil dan diserahkan sampai Ia disalibkan saat itulah murid-murid akan berpuasa. Puasa bukan lagi soal makan atau minum dalam hal ini. Pemaknaannya lebih meluas lagi. yesus mengingatkan bahwa segala sesuatu itu pasti terjadi pada saat, cara, dan situasi yang tepat. Ia mengibaratkan pula dengan anggur yang baru yang sangat disayangkan jika ditempatkan pada kantong yang tua. Begitu pula sebaliknya.
Puasa bukan lagi pada hal yang lahiriah saja. Yesus mengajak murid-Nya dan kita saat ini untuk semakin menggali nilai-nilai baru dari apa yang kita lakukan agar tindakan dan cara dalam melaksanakan peribadatan atau acara keagamaan menemukan kesimbangan yang benar.
Menjadi ajakan dan permenungan kita, sudahkah kita melaksanakan kegiatan keagamaan sebagai kebutuhan secara benar dan seimbang? Mari bermenung.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Sabtu 4 Juli 2015"