Jujur
Saudara-saudari, kemarin kita merayakan Hati Yesus yang Mahakudus dan hari ini Gereja memperingati Hati Tersuci Maria. Kedua perayaan itu memliiki hubungan yang dalam. Relasi antara Maria dan Yesus menjadi gancu pengaitnya. Artinya, peringatan hari ini merupakan pancaran nyata dari Hati Yesus yang Mahakudus. Hati Kudus Yesus telah membuat Hati Maria berkobar dalam kasih, iman, dan harapan kepada Bapa. Hati Maria telah disucikan karena penyerahan total atas kehendak dan rencana Allah.
Suatu hari, kualitas hati sedang dipertaruhkan. Seorang murid melapor kepada wali kelasnya bahwa ia mencari jam tangannya yang tertinggal di kamar mandi umum sekolah tersebut. Sang wali kelas kemudian mengumumkan kepada seluruh warga sekolah supaya barang itu dikembalikan sebelum pukul 12.00. Sadar bahwa usahanya gagal, pukul 12.30 sang wali kelas mengumpulkan semua murid di halaman sekolah. Cara itu harus dibuat karena peristiwa kehilangan bukan hanya terjadi satu kali ini. Kali ini, semua murid diundang untuk mencelupkan ibu jari tangan masing-masing pada sebuah gelas berisi air yang sudah didoakan. Bagi siapa yang mengambil dan tidak mengembalikan jam tangan itu, ibu jarinya akan membusuk.
Saudara-saudari, kejujuran dalam cerita di atas sedang diuji dan seolah telah mulai terkikis. Meski demikian, mari menyadari bahwa masih banyak orang yang dapat diandalkan dalam kejujuran. Jujur, merupakan kesesuaian perkataan dengan hati, tidak berbohong, dan bicara apa adanya. Orang yang jujur berarti ia lurus hati. Orang yang lurus hati berarti ia memiliki kedalaman iman dan tentu punya relasi yang dekat dengan Tuhan. Kedekatan dengan Tuhan menjadi kunci siapa saja yang memiliki kejujuran. Oleh sebab itu, marilah kita jadikan Maria yang memiliki relasi hati yang dekat dengan Tuhan sebagai contoh memurnikan hati sehingga kita mampu senantiasa hidup jujur. Mari bermenung.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Sabtu 13 Juni 2015"