Mengandalkan Tuhan
Ada saat-saat seseorang akan mengalami yang namanya kegagalan, kehilangan percaya diri, kecewa, kehilangan orang terdekat, dikhianati pacar, tinggal kelas, dsb. Namun, di balik semua pengalaman tersebut, hendaknya seseorang berjuang untuk belajar menahan rasa sakit dan bertahan. Hal yang perlu dimiliki ialah percaya kepada Allah sebagai gunung batu yang dapat diandalkan.
Saudara-saudari yang terkasih, orang yang mengandalkan Tuhan itu seperti orang yang mendirikan rumahnya di atas batu, maka ketika datang banjir rumahnya akan tetap berdiri kokoh karena ada penopangnya yang juga sama-sama kuat.
Seorang pemuda hidup sebatang kara di pinggir pantai. Tidak ada yang dimilikinya lagi selain gubuk reot dan sebuah sampan kesayangannya. Ia hidup hari demi hari dengan mengandalkan Tuhan. Kalau sedang beruntung ia dapat mengantar dua atau tiga orang menuju pulau yang berada dekat rumahnya. Akan tetapi, naas hari itu ketika ia hendak kembali dari pulau, tiba-tiba tsunami setinggi sepuluh meter menghantam sampannya dan menyeretnya ke pinggir pantai. Pemuda itu siuman ketika sinar matahari menerpanya. Tubuhnya memar, kotor di tengah-tengah lumpur. Di sampingnya berserakan kayu-kayu. Ia melihat sebatang kayu singkong yang masih menyisakan buahnya. Ia berkata, "Syukur ya Tuhan atas karunia-Mu ini". Ia sangat lapar. ketika ia berdiri dirabanya saku bajunya, ada korek yang ternyata masih berfungsi. Ia segera mencari beberapa kayu bakar. Satu jam kemudian ia menikmati singkong bakarnya untuk memulihkan tenaganya.
Sudara-saudari yang terkasih, hidup itu perlu mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya pegangan. Meskipun ada permasalahan yang sulit di sana sini, akan tetapi kita tidak boleh kehilangan kendali untuk selalu mengandalkan Tuhan. Sebab Tuhan adalah gunung batu yang tidak dapat digulingkan. Oleh-Nya kita akan mendapat rasa aman dari berbagai macam permasalahan yang menerpa hidup kita.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Kamis 25 Juni 2015"