Pengorbanan Demi Kehidupan
Membaca Inijl hari ini, saya teringat akan cerita seorang guru bina iman anak atau sekolah Minggu. Waktu itu ia bercerita tentang kehidupan induk burung Pelikan dengan tiga anaknya. Kala itu, hampir setiap hari induk Pelikan membawa seekor ikan segar dari danau di dekat sarangnya. Anak-anaknya pun sangat menikmati makanan itu.
Suatu ketika, saat anak-anaknya mulai dewasa, panas dan kemarau malanda daerah itu. Danau-danau mulai kering. Air di sekitar tempat bersarang pun lama-kelamaan habis. Induk Pelikan itu harus mencari ikan di tempat yang jauh. Tak satu pun ikan didapatkannya. Ank-anaknya pun kelaparan dan lemas.
Lalu dengan ketulusan dan cinta, induk Pelikan itu mematuk-matuk dadany dan terluka hingga keluarlah darah dari dalam tubuhnya. Setelah itu ia mendekatkan lukanya pada paruh anak-anaknya dan anaknya itu pun meminum darah sang induk.
Saudaraku, Injil hari ini berbicara tentang pengorbanan Yesus bagi umat-Nya dalam wujud roti. Roti yang Ia berikan itu adalah daging-Nya sendiri yakni keseluruh hidup-Nya. Peristiwa salib dengan darah di tubuh Yesus menjadi bukti cinta-Nya bagi manusia. Kita perlu menyadari cinta-Nya yang total itu bagi hidup kita. Peristiwa itu hanya bisa kita kenang dan kita alami dalam perayaan Ekaristi.
Hidup Yesus, bukanlah hidup untuk diri-Nya sendiri, melainkan untuk hidup banyak orang. Sebagai roti yang hidup, Ia merelakan diri-Nya hadir dalam kelemahan manusiawi kita. Ia rela disambut dalam hidup kita yang rapuh oleh dosa. Ia begitu menjamin keselamatan hidup kita. Sekarang, apakah saya sudah berkurban bagi Yesus dalam hidup kita dengan sesama? Sudahkah saya membagikan cinta bagi kehidupan orang lain? Mari bermenung.
Tuhan, Engkau manjadi kekuatan dalam hidupku saat ini. Berilah aku kesadaran dan hormat dalam menghayati Ekaristi lambang cinta-Mu. Amin.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Kamis 23 April 2015"