
Tangan-Nya Terbuka
Hari ini kita memperingati hari yang sangat besar dalam penanggalan Liturgi Katolik. Kita memperingati wafat Yesus Kristus, Anak Allah, turun ke dunia untuk menobatkan manusia dan menebus semua orang. Yesus yang mAha Besar dan Maha Agung itu rela turun dan merendahkan diri-Nya, tapi Dia juga rela wafat di kayu palang yang hina. Namun Dia tidak wafat tanpa alasan. Dia wafat bagi yang lain. Dia wafat bagi kita, orang-orang yang lemah ini. Anak Allah yang Maha Luar Biasa ini telah wafat hanya bagi kita. Layakkah kita menerima pengorbanan-Nya itu? Apakah kita pantas?
Dia tidak mati sia-sia. Dia mati bagi kita, bagi dosa-dosa kita. Dia mati karena cinta-Nya kepada kita. Dia melakukannya supaya kita tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Dia menciptakan manusia dan tidak membiarkan manusia jatuh ke dalam kebinasaan. Dia ingin supaya manusia selamat dan menikmati kebahagiaan bersama Dia.
Manusia sering jatuh ke dalam dosa dan menjauh dari-Nya. Pasti sakit rasanya ketika dijauhi oleh orang yang dicintai. Allah pun pasti merasa sakit hati ketika kita, orang-orang yang dicintai-Nya, menjauh dari-Nya. Tapi apakah Allah juga lalu menjauhi kita? Tidak, saudara terkasih, Dia tetap menunggu kita dan membuka tangan-Nya bagi kita.
Dia telah berkorban bagi kita. Kasih-Nya tak terhingga dalamnya, tak terukur panjangnya. Mari kita jumpai Dia yang menunggu kita di sana. Mari kita kembali ke jalan-Nya. Jangan khawatir, Tuhan selalu membuka tangan-Nya bagi kita. Dia akan menerima kita, bagaimana pun keadaan kita.
Terima kasih Tuhan. Aku mencintai-Mu
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Jumat 3 April 2015"