Keikhlasan Hati
Pada Hari Rabu Abu, Velin bertanya kepada ibunya, mengapa ibadat hari ini ada yang berbeda dengan ibadat pada hari-hari biasanya? Velin menjadi heran karena Romo memberikan abu pada dahi setiap orang yang datang pada ibadat hari itu. Dengan bahasa yang sederhana, ibunya menjelaskan bahwa hari ini adalah Hari Rabu Abu. Abu yang dioleskan pada dahi menunjukkan pertobatan. Abu itu juga melambangkan pengakuan akan keberdosaan manusia. Velin pun mengangguk-angguk tanda bahwa ia mengerti.
Tiga hal penting dibicarakan pada Injil hari ini. Ketiga hal itu, adalah memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa. Memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa menunjukkan relasi antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Allah. Semuanya itu berlandaskan pada keikhlasan hati dalam bertingkah laku. Ketiganya dilakukan bukan semata-mata ingin mendapat pujian dari orang lain dan juga bukan untuk memamerkan kehebatan diri. Ketiganya dilakukan semata-mata untuk menunjukkan bahwa relasi antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Allah membutuhkan keikhlasan hati.
Saudara-saudari yang terkasih, marilah dengan abu di dahi sebagai lambang pertobatan, kita membenahi diri kita. Bukan pujian yang kita cari, tetapi keikhlasan hati untuk bertobat. Semoga kita dapat mengawali pertobatan kita pada masa Prapaskah ini dengan semangat yang baru di mana kita bertindak dengan keikhlasan hati kita. Selamat bermenung!
Tuhan, mampukanlah kami membenahi diri kami dalam masa Prapaskah ini. Amin.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Rabu 18 Februari 2015 "