
Renungan Hari Kamis 12 Februari 2015
Keterbukaan Diri
Sebelum Konsili Vatikan II, Gereja seolah-olah menutup jendela rapat-rapat bagi segenap manusia dan juga dunia. Perubahan baru terjadi setelah Konsili Vatikan II, Gereja membuka jendela dengan mengarahkan diri kepada semua orang. Aggiornamento seruan yang dilontarkan Paus Yohanes XXIII sekaligus sang penggagas Konsili Vatikan II. Aggiornamento berarti memperbaharui dan menggiatkan kembali. Dengan ini, Gereja berusaha manatap dunia dengan penuh kasih, penuh perhatian, dan juga keberanian sebagaimana Yesus sendiri lakukan, yakni berani mati demi kasih-Nya kepada manusia.
Saudara-saudari yang terkasih, bacaan Injil hari ini, menampilkan sosok perempuan Siro-Fenisia yang anak perempuannya disembuhkan oleh Yesus dari roh jahat. Daerah Finesia berada di luar daerah Israel. Dengan ini Yesus menunjukkan bahwa keselamatan Allah itu tidak hanya terjadi di daerah Israel saja, akan tetapi juga terjadi di luar dfaerah Israel. Yesus menghendaki adanya kesembuhan untuk orang yang bukan Yahudi. Peristiwa tersebut adalah peristiwa keselamatan. Orang harus percaya terlebih dahulu untuk bisa diselamatkan. Peremuan Siro-Fenisia menaruh kepercayaan kepada Yesus meskipun baru pertama kali berjumpa dengan Yesus. Ia percaya dan kepercayaannya itu berubah menjadi kekuatan yang menghidupkan. Anak perempuannya sembuh dari kerasukan roh jahat berkat rasa kepercayaannya kepada Yesus.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Gereja baru mengarahkan diri kepada semua orang dan dunia setelah Konsili Vatikan II. Akan tetapi, keterbukaan diri tersebut sesungguhnya sudah dilakukan oleh Yesus 200 tahun. Mari kita juga membuka diri bagi sesama kita, buakn berarti hanya terhadap orang-orang Katolik saja, tetapi juga harus mencakup semua orang. Kita dapat membuka diri dengan semua orang melalui dialog, agar hubungan kita satu sama lain dapat terjalin dengan baik.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Kamis 12 Februari 2015"