
Persembahan Diri
Ada seorang karyawan di TOR St. Markus, sebut saja namanya Pak Warsito (bukan nama sesungguhnya), ia mempunyai empat orang anak. Dia telah lama bekerja di tempat ini. Kehidupan keluarganya sangat sederhana. Meski sangat sederhana, pak Warsito mampu menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan anak pertamanya ini telah lulus dari sebuah universitas di jakarta. Sekarang anak tersebut bekerja di sebuah bank swasta di Jakarta. Anak kedua, ketiga dan keempat masih SD. Pak Warsito merasakan kelegaan yang besar setelah anak pertamanya telah lulus dan bekerja. Dia tidak pernah menyangka dapat menghadiri wisuda anak pertamanya tersebut.
Setiap pagi, dengan kendaraannya ia menuju TOR St. Markus untuk bekerja. Ia selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersama dengan keluarganya di rumah. Ini adalah salah satu bentuk perhatiannya terhadap keluarga di sela-sela kesibukannya. Baik hujan maupun panas terik, ia tetap bekerja menggunakan topi kesayangannya.
Lewat pekerjaan yang ini tekuni, ia mempersembahkan dirinya bagi Allah. Tanggung jawabyang besar ia lakukan dengan setia sekali pun mempunyai tanggung jawab yang berat. Kesetiaannya itu ditunjukkan dengan kesungguhannya bekerja.
Gambaran di atas adalah sebuah contoh kehidupan nyata, bagaimana seseorang mempersembahkan diri bagi Allah. Kini kita perlu bertanya bagaiman dengan kita. Apakah kita sudah sungguh-sungguh mempersembahkan diri kepada Allah dengan melakukan pekerjaan kita dengan sebaik mungkin? Atau apakah kita memandang pekerjaan sebagai rutinitas saja.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Senin 2 Februari 2015"