
Jangan Takut, Percaya Saja
Suatu ketika ada seorang anak yang begitu berlatih keras bermain organ agar pada hari Minggu nanti dapat mengiringi umat dan koor dengan baik. Ia berlatih, berlatuh, dan berlatih. Singkat cerita, tibalah ia di hari Minggu yang dinantikannya dengan persiapan sungguh. Namun, karena saat itu adalah kali pertamanya mengiringi umat dan koor, ia gugup dan gemetar bukan main. Ia ingin mundur saja dan meminta orang lain menggantikannya. Pada titik itu, latihan kerasnya nampak sia-sia.
Salah seorang bapak di bangku koor melihat kegugupan si organis. Akhirnya ia mendekati si anak gugup itu dan berkata, "Jangan takut, percaya saja!" Si anak tersenyum dan dapat mengumpulkan laagi keberaniannya. Ia menjadi percaya diri karena ada orang yang percaya pada kemampuannyamelebihi dirinya sendiri. Benar saja, si anak dapat mengiringi umat memuji Tuhan dengan khidmat.
Saudaraku, seringkali rasa takut mengerdilkan bahkan menyembunyikan kemampuan seseorang yang sebenarnya. Rasa takut itu lahir karena tidak adanya kepercayaan, entah kepada diri sendiri, sesama, atau bahkan kepada Allah. Rasa takut yang terus dipelihara akan membuat sesorang tidak dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Saat orang mencoba maju, rasa takut menghalangi. Dan, bukan tidak mungkin saat orang mau berserah kepada Allah, rasa takut menghalangi dirinya.
Sebenarnya setiap hari kita diberi seruan oleh Tuhan: "Jangan takut, percaya saja!" Sekarang pertanyaannya: maukah kita menerima seruan Tuhan kepada kita? Kalau kita menerima seruan-Nya itu, maka jangan takut, semuanya akan baik-baik saja saat kita melakukannya bersama Tuhan. Beranilah bersama Tuhan!
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Selasa 3 Februari 2015"