Ini Tubuh-Ku, ini Darah-Ku
Hari ini Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Hari yang sangat istimewa, terutama bagi anak-anak yang menerima Sakramen Ekaristi untuk pertama kali. Gereja, paroki-paroki, biasanya menggunakan hari ini untuk melayani 'komuni pertama' bagi para putera-puterinya. Ekaristi adalah 'puncak' dan sekaligus 'sumber' hidup iman kita. Puncak karena setiap orang beriman berziarah menuju persatuan nyata dengan Allah sebagai sumber hidup. Dalam Ekaristi kita sungguh bertemu dengan Allah secara langsung.
Sungguh yang kita terima adalah Kristus sendiri, dan Kristus itu bersatu dengan kita yang menyantap-Nya. Dia hidup dalam diri kita, menjadi satu dengan kita. Dalam iman, ini persatuan yang kita rindukan setiap hari, bertemu dan bersatu dengan Kristus yang akan memberikan kegembiraan, damai dan sukacita. Maka, ketika menerima Sakramen mahakudus, hendaknya kita sadari, rasakan, hayati, dan imani bahwa kita menerima Kristus dan bersatu dengan Dia. Baik kalau kita hening sejenak, berdoa secara pribadi dan menemukan sukacita rohani.
Ekaristi menjadi sumber karena sukacita rohani atas perjumpaan dengan Kristus akan kita bawa pulang dan menjadi kekuatan kita dalam menjalankan aktivitas kita sehari-hari. Hidup kita menjadi sangat ekaristis.
Dalam Ekaristi dihadirkan kembali peristiwa yang menyelamatkan semua orang. Kristus menyerahkan diri kepada kita untuk menjadi santapan kita supaya kita semua beroleh hidup. Inilah Tubuh-Ku, inilah Darah-Ku. Sungguh kita menerima Tubuh dan Darah Kristus yang utuh.
Tuhan Yesus Kristus, ajarilah kami semakin menghayati Ekaristi sebagai puncak dan sumber hidup iman kami. Amin.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Minggu 7 Juni 2015"