Kita Diangkat Oleh Kasih
Rani adalah seorang pembantu rumah tangga. Ia berasal dari keluarga sederhana. Ia bekerja pada seorang majikan yang amat baik. Majikannya itu bekerja sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil kelas atas. Melihat kejujuran dan ketekunan si Rani, sang majikan berinisiatif untuk menyekolahkannya sampai ke bangku kuliah. Tawaran sang majikan diterima dengan senang hati oleh si Rani. Beberapa tahun kemudian, Rani diwisuda dengan gelar sarjana muda ilmu ekonomi. Melihat sang majikan datang di hari sepesialnya itu, Rani segera menjumpai mereka dan berkata, "Bu, Pak, terima kasih atas segalanya. Saya sangat bahagia atas anugerah ini. Kasih bapak dan ibu telah mengajari saya untuk mengasihi orang lain. Ini hasil kasih bapak dan ibu (sambil menyerahkan surat tanda kelulusan)".
Para pembaca yang terkasih, hari ini Yesus mau mengajari kita tentang satu hal. Apa itu? KASIH. Tema tentang kasih sering kita dengar atau barangkali kita sudah hafal dengan tema ini. Namun menarik jika kita menggali pesan dari bacaan hari ini, Yesus pertama-tama menyadarkan kita tentang "siapakah kita ini"? Kita adalah pribadi yang terpilih oleh Allah. Allah memilih kita untuk dikasihi. Kita dikasihi dengan kasih seorang sahabat, bukan kasih seorang majikan kepada hambanya. Cerita di atas, menunjukkan model kasih yang ditunjukkan oleh sang majikan. Mereka mengasihi dengan kasih seorang sahabat yang mau memberi segalanya demi kebaikan sahabatnya. Mereka bukan mengasihi si Rani dengan kasih seorang majikan kepada hambanya. Rupanya, kasih seperti itulah yang Allah berikan kepada kita. Puncak kasih-Nya nyata dalam diri Putra-Nya yang tunggal, Yesus Kristus. Akibat dari kasih Allah ini, kita dituntut untuk mengasihi sesama sebagai sahabat. Kita tidak diizinkan untuk mengasihi sesama sebagai majikan dan hamba wong Allah saja mengasihi kita sebagai sahabat. Marilah mengasihi sesama dengan kasih seorang sahabat.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Jumat 8 Mei 2015"