Renungan Hari Selasa 14 April 2015
Menerjemahkan Surga
Banyak orang mengiyakan ungkapan ini, "hidup senang, mati masuk surga", atau bahkan ada ungkapan lain "bahagia dunia dan akhirat". Ungkapan tersebut tudak sepenuhnya salah, semua tergantung pada kita, saat menerjemahkan makna tersebut. Kaum Hedonisme jelas menerjemahkannya dengan bertindak sungguh-sungguh menyenangkan diri sendiri, pesta, hura-hura, menimbun kekayaan, dsb. Kaum eksistensialis menerjemahkannya sebagai penampakkan diri sejujur-jujurnya tentang masing-masing individu. Umat beriman menerjemahkan hidup senang sebagai, terlaksananya warta gembira Kerajaan Surga. Nah, kita termasuk golongan yang mana?
Yesus mengatakan, "Kalian tidak percaya perkataan-Ku tentang dunia ini, bagaimana dapat percaya jika Aku berkata-kata tentang Surga? (bdk. Yoh 3:12) Ungkapan ini sekilas menampakkan surga yang sesederhana dunia. Namun, benarkah Surga sesederhana dunia? Iman Katolik mengajarkan kepada kita bahwa, hidup di Surga kelak adalah pilihan-pilihan kita yang sudah kita wujudkan di dunia. Hanya dengan menghargai kehidupan, kita akan memperoleh kehidupan kekal. Marilah kita menerjemahkan surga dengan perwujudan tindakan-tindakan kita sebagai umat beriman.
Lentera Batin
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Renungan Hari Selasa 14 April 2015"