Mengampuni
Setiap orang pernah mengalami situasi di mana dia harus mengampuni. Situasi ini dapat terjadi di mana saja: di dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, dan di lingkungan masyarakat. Mengampuni dengan mulut itu gampang. Seseorang hanya menjawab: "Ya, saya mengampunimu". Tiga kata yang dapat diucapkan dalam hitungan detik. Namun, apakah ini juga terjadi jika kita dituntut untuk mengampuni dengan hati? Tidak setiap orang dan setiap saat orang dapat mengampuni dengan hati. Bahkan ada orang yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat mengampuni dengan hati yang tulus.
Sabda Tuhan hari ini mengajak umat Kristiani untuk mengampuni dengan hati. Mula-mula Injil mengambarkan seorang raja yang mengampuni kesalahan seorang hamba yang tidak membayarhutangnya. Dengan tinndakan itu, raja mengharapkan agar hal yang sama juga dilakukan oleh hambaitu. Namun yang terjadi justru sebaliknya, hamba itu tidak mau mengampuni hamba lain yang berhutang kepadanya.
Pengampunan itu harus berdaya guna bagi hidup kita. Jika kita sering meminta pengampunan kepada orang lain lebih-lebih kepada Tuhan, apa alasannya kita tidak memberi ampun bagiorang lain yang meminta kepada kita? Doa yang diajarkan Yesus kepada kita, mengajak kita untuk mengampuni orang lain sama seperti Bapa mengampuni Dosa kita. Mari saudara-saudari kita merenungkan sikap mengampuni dengan hati, lebih-lebih di masa pertobatan ini. Selamat bermenung.
Ya Bapa, ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Amin.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Selasa 10 Maret 2015"