
Yesus Pemberi Rahmat dan Damai
Apakah Yesus itu seorang dokter? Pertanyaan kecil ini muncul tatkala membaca kisah Injil hari ini. Yesus bersama dengan murid-murid-Nya mengunjungi ibu mertua Simon yang sedang sakit. Jamahan-Nya menyembuhkan si sakit. Bukan itu saja, di kota itu berbondong-bondong orang membawa yang sakit kepada Yesus dan banyak dari antara yang sakit menjadi sembuh karena Yesus, bahkan Markus juga menerangkan bahwa Yesus mengusir setan-setan. Apa hubungannya sakit dengan setan?
Orang Yahudi meyakini bahwa penderitaan, kemiskinan, penyakit merupakan tanda hukuman dari Allah atas dosa-dosa mereka yang telah bersekutu dengan setan. Orang yang dihukum oleh Allah berarti juga harus dihukum secara agama, dikeluarkan dari adat istiadat bahkan disingkirkan oleh masyarakatnya. Sungguh pengalaman yang sangat tidak mengenakkan, sudah sakit malah dibuang!
Kehadiran Kristus menumbuhkan harapan baru yang sakit. Mereka mempunyai harapan menjadi sembuh dan kembali hidup sebagai masyarakat yang normal. Inikah harapan Yesus? Markus dalam Injilnya menegaskan bahwa tugas Yesus bukan untuk menyembuhkan penyakit seperti yang mereka pikirkan, "Aku (harus) memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
Yesus hadir menyampaikan Injil, warta gembira bahwa Allah sungguh mencintai kita. Dia sekarang sedang mengunjungi kita, menawarkan jalan-jalan kehidupan damai sejahtera. Kita semua dipanggil untuk selalu membuka pintu hati untuk mengenal Yesus, Allah yang melawati kita. Bersama dengan Dia, kita mempunyai harapan baru, penyakit kita yakni dosa-dosa kita akan disembuhkan-Nya, kalau kita bertobat: mau disapa dan bertobat. Kristus Yesus tak pernah akan berhenti mengunjungi kita.
Yesus yang lemah lembut dan penuh belas kasih. Singgahlah di dalam hidup kami. Ajarilah kami mengenal-Mu dan mengikuti Engkau. Ajarilah kami untuk menimba rahmat dan damai sejahtera dari-Mu. Amin.
Lentera Batin
0 Komentar untuk "Renungan Hari Minggu 8 Februari 2015"